Senin, 20 April 2009

Ucapan Subhanallahi Wabihamdih Peruntuh Dosa - Dosa
Senin, 2 Maret 2009


قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg membaca SUBHANALLAHI WABIHAMDIH 100X pada harinya, maka berjatuhanlah dosa dosanya walau sebanyak buih di lautan” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Mencintai hamba – hamba Nya melebihi cinta hamba-Nya satu sama lain. Yang tiada satu makhluk bisa melebihi cintanya Allah kepada seorang hamba-Nya dan yang paling mencintai adalah Allah, cinta Nya (kepada kita) yang utama dan muncul dan jelas adalah anugerah kehidupan, yang itu merupakan cinta yang tidak bisa ditandingi oleh semua cinta dan kasih sayang yang lainnya. Dialah (Allah) yang memberi kita kehidupan, yang memanjakan kita dengan kemanjaan dalam kehidupan di dunia, yang memberikan kepada kita jamuan jamuan kemanjaan matahari dan bulan dan seluruh panca indera yang dari dasar keagungan kasih sayang Illahi sehingga seakan – akan hal itu terjadi tanpa ada yang memberi.

Sebagaimana seorang bayi yang kecil yang disayangi oleh ibunya dan ia tidak sadar bahwa ia ada yang sangat menyayangi. Memandikannya siang, pagi dan malam, memberi ia makanan, minuman, menyusuinya, memberinya hal – hal yang bermanfaat baginya, menyiapkan segala kebutuhannya, menyiapkan apa yang diperlukan untuk menunjang kehidupannya. Inilah keadaan setiap hamba di dalam kehidupan dunia. Mereka yang taat dan mereka yang tidak taat, mereka yang dalam dosa atau mereka yang dalam pahala. Inilah cinta yang melebihi semua cinta yang tak akan kau dapatkan dari yang lain selain-Nya. Ilallah (terkecuali Allah) Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi dan cinta kasih sayang-Nya ditawarkan lagi lebih bagi mereka yang mendambakan cinta Allah Yang Abadi yaitu dengan tiada menduakan-Nya dan menjawab seruan kasih sayang-Nya untuk berbuat hal – hal yang dicintai-Nya yang dengan itulah Allah Swt menampakkan kepada kita kesempurnaan yang kekal dan abadi.

Hadirin – hadirat, satu – satunya kekasih yang tidak akan mengecewakan kekasihnya adalah Allah Swt. Kasih sayang yang muncul pada setiap jiwa hamba – hambaNya dijawab lebih daripada cinta itu kepadanya.

“Wama taqarraba ilayya abdi syibran taqarabbtu ilaihi dzira’an”, demikian riwayat Shahih Bukhari di dalam hadits qudsiy “tiadalah seorang hamba mendekat kepada-Ku satu jengkal kecuali Ku-jawab kedekatan kepadanya satu hasta”.

“Wama taqarabba ilayya abdi dzira’an taqarabbtu ilaihi ba’a, jika hamba-Ku mendekat dan mencintai-Ku dengan mendekat satu hasta maka Aku mendekat kepadanya satu depa”.

“wa in atayna maasyiyan ataytuhu harwalah, jika ia datang padaku dengan melangkah Aku datang padanya dengan bergegas”. Menunjukkan jawaban cinta Allah lebih besar selalu menjawab cinta hamba-Nya. Sebesar apapun rindu hamba-Nya, Allah lebih rindu kepadanya.

“Man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah, barangsiapa yang rindu berjumpa dengan Allah, Allah rindu berjumpa dengannya”, demikian riwayat Shahih Bukhari.

Hadirin – hadirat, yang saya bawakan (ajarkan) adalah menuntut kita bersama – sama untuk mencapai kedamaian cinta yang abadi ialah Allah. Cinta Allah Swt ini tidak akan bisa diputus, cinta yang tidak terputus di dunia dan di akhirat adalah cinta Allah dan cinta yang ada sangkut – pautnya dengan cintanya Allah tidak bisa diputus dengan kematian, tidak bisa diputus dengan matinya jasad.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita pada hadits agung yang disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw “man qaala subhanallahi wabihamdih fi yaumin mi’at marrah, huththat khathaayaahu wa in kaanat mitsla zabadilbahr, barangsiapa yang di harinya membaca SUBHANALLAH WABIHAMDIH (100X) maka berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan”.

Kita bertanya untuk apa Sang Nabi saw mengucapkan hadits ini? untuk apa Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? untuk apa Allah menginginkan Sang Nabi saw menyampaikan hal ini? karena telah di firmankan oleh Allah “tiadalah Nabi saw itu bicara dari apa yang ia inginkannya saja dari hawa nafsunya terkecuali ucapan Sang Nabi itu adalah yang di wahyukan oleh Allah”. Kenapa Allah menghendaki Sang Nabi berbicara seperti itu?

Barangsiapa yang mengucap satu harinya “Subhanallahi Wabihamdihi sebanyak 100X berjatuhanlah dosa – dosanya sebanyak buih di lautan”. Subhanallah artinya Maha Suci Allah. Orang yang mensucikan Allah Swt berarti ia mengagungkan Allah, berarti ia menjadikan Nama Allah itu agung dan suci di hatinya. Allah tidak perlu disucikan karena sudah Maha Suci tapi ucapan itu menunjukkan kesetian hamba dan cinta hambanya pada Allah. Wabihamdihi artinya dan banyaknya puji untuk-Nya.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” juga teriwayatkan di dalam Shahih Muslim “ahabbul kalimah ilallah, kalimat yang paling dicintai oleh Allah adalah Subhanallah Wabihamdihi”. Al Imam Ibn Hajar “afdholul kalimah laa ilaha illallah, seagung – agung kalimat adalah Lailahailallah”.

Berkata Imam Ibn Hajar menukil satu pendapat dari para muhadditsin bahwa kalimat “Subhanallah Wabihamdihi” sudah terangkul didalamnya kalimat Lailahailallah. Karena “Lailahailallah” mentauhidkan Allah dari segala sesembahan selain Allah sedangkan kalimat Maha Suci Allah dan segala puji tentunya salah satu bentuk dari kesempurnaan pemahaman kalimat Lailahailallah. Ketika seseorang memahami kalimat Lailahailallah dan mendalami hakikat maknanya bahwa tiada yang patut disembah selain Allah maka sampailah ia kepada samudera cinta kepada Allah maka ia selalu mensucikan dan memuji Allah. Dalam keadaan seperti itu orang yang mempunyai bibir dan sanubari yang mensucikan dan memuji Allah 100X dengan kalimat ini dalam harinya, pupus dan berjatuhan dosa – dosanya walau sebanyak buih di lautan.

Apa itu dosa? Dosa adalah perbuatan yang tidak disenangi oleh Allah. Itu berjatuhan dengan perasaan cintamu kepada Allah yang terbuahkan dengan kalimat Subhanallah Wabihamdihi.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kalimat Subhanallahi Wabihamdihi ini kalimat yang sangat agung diajarkan oleh Sang Nabi saw kepada kita karena besarnya keinginan Sang Nabi saw agar kita dekat kepada Allah, agar kita dicintai oleh Allah, agar kita tidak terjebak dengan terjauhnya dari Allah sebab dosa – dosa kita. Teriwayatkan di dalam hadits Shahih hal – hal yang menghapus dosa tentunya hal – hal yang fardhu dan hal – hal yang sunnah namun ini salah satu daripada beribu – ribu gerbang kasih sayang Illahi yang ditawarkan kepada kita setiap siang dan malam. Dalam munajat, dalam dzikir, dalam doa, dalam perbuatan baik, dalam perbuatan meninggalkan kemunkaran, memerintahkan pada kebaikan, dalam segala hal itu terdapat gerbang – gerbang kasih sayang Illahi dan salah satunya adalah Subhanallahi Wabihamdihi. Ini jika di amalkan, kalimat ini juga membawa ketenangan hati.

Boleh dicoba bagi mereka yang membaca setiap harinya Subhanallah Wabihamdihi, jangan setiap hari dulu tapi satu hari dulu, rasakan di pagi hari kau membacanya dalam keadaan suci Subhanallahi Wabihamdihi 100X, rasakan hari itu betapa berbedanya dengan hari yang lainnya. Lebih sejuk, lebih tenang, lebih banyak kemudahan, lebih banyak terselesaikan permasalahan dan sakinah yang sangat mahal yaitu kedamaian jauh dibanding hari yang kau tidak membaca padanya Subhanallahi Wabihamdihi. Dan dengan itu Insya Allah lanjutkan selagi kau mampu dan jangan sesekali kau tinggalkan karena membacanya 100X itu tidak menghabiskan waktu sampai 10 menit, barangkali tidak sampai 10 menit, beberapa menit saja kau akan dapatkan sejuknya harimu disaat itu.

Hadirin – hadirat, Sang Maha Berkasih Sayang Rabbul Alamin yang selalu memperhatikan setiap hamba – hambaNya karena mereka yang hidup itu adalah milik Allah dan inilah sebaik – baik pemilik. Dialah pemilik tunggal segenap kehidupan, pemilik tunggal segenap apa – apa yang ada di alam semesta dan Dialah yang paling memperhatikan semua kehidupan hamba-Nya maka itu manusia, jin maupun hewan dan tetumbuhan.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menyampaikan satu hikayah kejadian yang pernah terjadi pada Nabi sebelum beliau. Ketika Nabi itu duduk dibawah sebuah pohon dan disaat ia duduk ia digigit oleh seekor semut yang menyakitkan, gigitannya berbisa. Gigitannya semut tidak mematikan cuma menyakitkan maka Nabi itu berdiri dari duduknya dan memanggil kaumnya untuk membakar sarang semut itu semuanya karena membahayakan. Al Imam Ibn Hajar mensyarahkan hadits ini Nabi itu berbuat hal yang benar karena semua hewan yang mengganggu manusia boleh untuk dibunuh namun Allah menurunkan Jibril as untuk Nabi itu bukan Nabi Muhammad saw. Nabi itu sebelum Nabi Muhammad saw seraya berkata “Hallaa namlatun waahidah..?, wahai Nabi-Ku bukankah yang berbuat Cuma seekor semut saja yang menggigitmu kenapa harus semua dimusnahkan?, kata Allah. Maksudnya apa? Allah melihat seekor semut yang berbuat jahat pada Nabi-Nya mengganggu tapi kan satu ekor itu yang mengganggu, kata Allah. Sedangkan yang lain tidak mengganggu, bagaimana engkau seorang Nabi? Orang yang sangat dekat kepada Allah membunuh makhluk yang dicipta oleh Allah yang tidak bersalah?

Imam Ibn Hajar mensyarahkan bahwa ucapan dan perbuatan Nabi itu tidak salah secara syari’ah, namun Allah ingin mengingatkan kepada Nabi itu betapa Allah itu melihat seluruh perbuatan hamba-Nya dan hamba Allah itu menyayangi setiap makhluk hidup yang dicipta-Nya. Kalau seekor semut saja diperhatikan oleh Allah, siapa yang menyakitinya, siapa yang mengganggunya, apalagi keturunan Adam as, lebih – lebih lagi ummat Nabi Muhammad saw. “Innahu kaana tawwaaba, sungguh Allah itu Maha Menerima Taubat”. Kalimat ini hadirin jika kita renungkan “innahu kaana tawwaba” kalimat ini menjawab semua keputus-asaan hamba yang tenggelam dalam samudera dosa. Kalimat ini menghibur mereka bahwa cinta Allah pasti mereka dapatkan “innahu kaana tawwaba” Dia (Allah) Maha menerima semua taubat.

Mereka yang telah tenggelam dalam gelapnya dosa dan kesalahan, jangan sampai menyangka tidak akan bisa mencapai cinta Allah. Masih ditawarkan untuk mereka yang ingin dicintai oleh Rabbul Alamin, “Sungguh Aku Maha Menerima Taubat”, kata Allah. Apa itu taubat? Taubat itu anugerah bagi pendosa yang menyesali dosanya. Dapat anugerah dari Allah bukan hukuman, yang datang bukan hukuman. Ketika seseorang berbuat dosa lalu ia menyesal kepada Allah, kepada Sang Pemilik dirinya, Sang Pemilik setiap debu yang diinjaknya, Sang Pemilik langit dan bumi ini, ia menyesali kesalahannya, menyesali bahwa perbuatan ini menyakiti hati Tuhannya maka Allah berikan kepadanya ampunan dan Allah dekatkan ia kepada-Nya Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah, ketika Nabiyullah Musa as diperintah oleh Allah berdakwah mendatangi Fir’aun. Allah berfirman kepada Nabi Musa 21.15 “faqaalaa lahu qaulan Layyinan .., ucapkanlah kepada Fir’aun itu ucapan yang lembut”. Padahal Fir’aun itu sudah mengaku sebagai Tuhan. “faqala lahu qaulan layyina.., wahai Musa dan Harun ucapkan padanya kalimat yang lembut”. Hadirin – hadirat, diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah ketika Nabi Musa mengajak Qarun, seorang yang kaya – raya tapi membawa kerusakan dan menyembah selain Allah dan mengajak orang – orang ikut kepada kesesatannya dengan membagi – bagikan hartanya. Maka Nabi Musa mendakwahinya dan Qarun tetap dalam kekufurannya. Maka Nabi Musa as berkata “wahai bumi pendamlah Qarun sampai kelututnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke lututnya. “Ayo..kau mau taubat?”, kata Nabiyullah Musa as dan ia berkata “tidak” maka Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam ia sampai ke perutnya” maka bumi memendam Qarun sampai ke perutnya. “Aku tidak akan taubat wahai Musa!” maka berkata NAbi Musa “wahai bumi pendam Qarun sampai ke lehernya” maka Qarun pun dipendam oleh bumi sampai ke lehernya. Qarun menjerit “ya Musa cukup Musa aku sekarang mau taubat“, Nabi Musa berkata “wahai bumi pendam Qarun sampai ke seluruh tubuhnya” maka bumi pun memendamnya sampai keseluruhannya. Allah turunkan malaikat Jibril kepada Musa “man .. ya Musa .., wahai Musa kau ini tega sekali pada Qarun? kalau ia memanggil aku dan minta maaf padaku akan kumaafkan ia wahai Musa”. Demikian hadirin kasih sayang Allah dan cinta-Nya selalu ditawarkan kepada hamba-Nya.

Sampailah kita di bulan Rabiul Awwal, bulan yang sangat menyenangkan dan membawa kebahagiaan bagi muslimin – muslimat, ummat Nabi Muhammad saw. Kebahagiaan yang abadi, surga yang kekal, keridhoan Allah yang kekal, kesemuanya ini dipadu kejadiannya oleh Allah di bulan Rabiul Awwal. Lahir Sang Nabi saw di 12 Rabiul Awwal, demikian pendapat yang mu’tamad. Hari senin, 12 Rabiul Awwal hijrah Sang Nabi saw pun riwayat Shahih Bukhari bahwa beliau masuk ke kota Madinah Al Munawwarah pada hari senin, 12 Rabiul Awwal. Dan wafatnya beliau pada hari senin, 12 Rabiul Awwal.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa ketika Abbas bin Abdul Mutholib bermimpi Abu Lahab setelah wafatnya. Dilihatnya Abu Lahab berada didalam api yang mengerikan, maka ditanya kepada Abu Lahab apa yang kau terima setelah kematianmu wahai Abu Lahab? berkata Abu Lahab “tidak pernah kurasakan kenikmatan dan ketenangan sejak aku wafat terkecuali setiap hari senin aku diberi keringanan karena membebaskan budakku Juwairiyah mendengar kabar kelahiran Nabi Muhammad saw”. Jadi Juwairiyah itu budaknya Abu Lahab. Disaat hari senin lahirnya Rasul saw datang Juwairiyah kepada Abu Lahab “Abu Lahab, Aminah sudah melahirkan” maka Abu Lahab gembira (ini belum jadi musuhnya) kemudian Abu Lahab menjadi musuh sebesar – besarnya musuhnya Rasul saw adalah Abu Lahab, sampai diangkat 2 kali oleh Allah dalam 1 ayat “tabbat yadaa abilahabiwwatabba, celaka dua tangan Abu Lahab dan celaka” QS. Al Lahab : 1. Tidak ada satu orang pun yang dimurkai oleh Allah dalam satu ayat 2X kecuali Abu Lahab. Tapi ia bebaskan budaknya begitu dengan kabar gembira Aminah sudah melahirkan anak. “oohhh.. kau bebas karena aku gembira kau yang bawa kabar gembira ini maka kau bebas”. Itu (Abu Lahab) di kemudian hari menjadi musuh besar Nabi Muhammad saw. Tapi Allah tidak melupakan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Setiap hari senin, Abu Lahab itu berkata “aku diberi keringanan dengan bisa minum air dari ibu jariku ini, antara telunjuk dan ibu jari itu Allah keluarkan pancarkan air agar ia bisa minum karena pernah membebaskan budaknya Juwairiyah saat hari kelahiran Nabi Muhammad saw”. Ini riwayat Shahih Bukhari. Namun ini adalah mimpi dan tentunya sudah dipahami bahwa mimpi tidak bisa dijadikan dalil. Akan tetapi para muhadditsin dan para hujjatul islam dan para imam menjelaskan mimpi tidak bisa dijadikan dalil sebagai dalil syari’ah tapi bisa dijadikan dalil sebagai dalil afdholiyah wal hikmah. Kalau hukum (hukum syari’ah) tidak bisa dari mimpi, mimpi tidak bisa diterima. Tetapi kalau dalil hikayah, dalil hikmah, dan dalil afdholiyah bisa dipakai. Contohnya mimpinya pendeta Buhairah akan kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat, non muslim yang mimpi kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dekat jadi dalil. Dalil apa? dalil kebangkitan Nabi Muhammad saw tapi bukan dalil syari’ah. Itu maknanya. Jadi jelas sudah para muhadditsin, para imam kita melihat bagaimana indahnya perbuatan Allah kepada orang yang gembira kepada hari kelahiran Rasulullah saw.

Salafunnaasshalihin dan para Sahabat Rasul radiyallahu anhum memang tidak pernah membuat perayaan maulid karena tidak perlu. Jiwa mereka dan harta mereka dan seluruh hari – hari mereka telah mereka korbankan untuk cintanya kepada Allah dan Rasul saw. Mereka tidak punya idola selain Muhammad Rasulullah saw didalam kehidupan hamba – hamba Allah. Idola mereka satu saja Sayyidina Muhammad saw, Qudwah dari semua yang dijadikan Qudwah). Tapi setelah mulai jauh dari kemangkatan Sang Nabi saw mulailah hati muslimin – muslimat ini berguncang, mengalihkan idola mereka bukan lagi kepada Nabi saw. Maka dibuatlah perayaan maulid untuk membangkitkan kembali semangat ummat agar kembali mengingat sejarah Sang Nabi saw, budi pekerti Sang Nabi saw, tuntunan Sang Nabi saw dan kasih sayang Allah yang muncul dengan kebangkitan Nabi Muhammad saw.

Hadirin, berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib didalam Syi’bul Iman oleh Al Imam Baihaqi diriwayatkan pula dalam Musnad Ahmad, dalam Shahihain dan lainnya berkata Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib “ya Rasulullah turridu an’amta.., ya Rasulullah aku mohon ijin memujimu”. Memuji Nabi saw adalah salah satu bentuk pujian kepada Allah. Rasul saw senang dipuji, kenapa? karena jabatannya sebagai seorang Rasul. Beliau tidak mempunyai hati yang bangga atas pujian orang terhadap dirinya tapi beliau tahu pujian kepada beliau adalah bentuk cinta seseorang kepada Allah. Kenapa? Karena beliau mempunyai jabatan sebagai Rasulullah dan iman seseorang itu sempurna dengan cintanya kepada Nabi Muhammad saw. Karena makin seseorang cinta kepada Rasul saw, makin akan mengikutinya. Kalau seandainya kita mencintai seseorang dijadikan idola makin kita berusaha untuk mengikutinya. Oleh sebab itu Nabi saw gembira dengan semua perbuatan yang bias mendorong ummat ini mencintai beliau saw termasuk diantaranya pujian. Maka berkatalah Rasul saw kepada Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “qul Laa Yafdhudhillahi faak.., silahkan Abbas ucapkan syairmu dan Allah akan menjaga bibirmu”. Maksudnya apa? Sayyidina Abbas berkata “sampai aku lanjut usia tidak pernah aku sakit gigi, tidak ada satupun gigiku yang tanggal karena doanya Nabi Muhammad saw saat aku akan mengucapkan syair pujian padanya”. Diantara kalimat Sang Nabi, Sayyidina Abbas bin Abdul Mutholib “kau yang disaat kelahiranmu ini wahai Sang Nabi saw, terang benderanglah bumi dg cahaya, terbitlah cahaya di ufuk dan disaat itu terbitlah cahaya mulia dan kami selalu berada didalam cahaya hidayah dan cahaya kelahiranmu itu yg masih menaungi kami sampai saat ini, kata Abbas bin Abdul Mutholib”. Ini menunjukkan salah satu kalimat yang diucapkan karena cintanya para sahabat dan gembiranya atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Risalah dan seluruh tuntunan syari’atul muthaharah ini Allah munculkan ke muka bumi di awali kelahiran Nabi Muhammad saw. Terbitnya dari kelahiran Sang Nabi saw maka Allah bersumpah dengan usia beliau saw, ini salah satu firman Allah “demi usiamu wahai Muhammad”. Menunjukkan dari sejak kelahiran hingga wafatnya beliau itu dimuliakan oleh Allah Swt.

Hadirin – hadirat, pujian kepada Nabi Muhammad saw adalah hal yang sunnah dan diperbolehkan dilakukan didalam masjid ataupun diluar masjid. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari ketika Sayyidina Hasan bin Tsabit ra membaca syair pujian untuk Nabi saw masjid nabawiy maka Rasul saw berdoa untuk Hasan bin Tsabit “Allahumma ayyid-hu biruhil qudus, wahai Allah bantulah Hasan bin Tsabit itu dengan Jibril as”. Belum pernah Nabi saw mendoakan orang seperti itu kecuali untuk Hasan bin Tsabit yang membacakan syair pujian untuk Nabi saw didalam masjid. Oleh sebab itu jika muncul di masa sekarang, orang mengatakn pujian pada Sang Nabi itu bid’ah maka belum memahami hadits ini. Hadits ini riwayat Shahih Bukhari dan kemudian inilah hal yang sunnah memuji Nabi saw didalam masjid bahkan didoakan oleh Rasul saw. Kenapa? Karena memuji beliau saw akan menumbuhkan cinta kepada beliau saw. Dan cinta kepada beliau saw adalah kesempurnaan iman. “Belum sempurna iman kalian sebelum aku lebih dicintainya melebihi keluarganya, dari ayahbundanya, dan dari seluruh manusia”. Kenapa hadirin – hadirat? Karena tidak ada orang yang mencintai kita melebihi Nabiyyuna Muhammad saw kecuali Allah. Kalau saya tidak mengatakan kecuali tapi saya katakan Nabi Muhammad saw ini salah satu bentuk dari cintanya Allah kepada kita. Salah satu bentuknya adalah Nabi Muhammad saw.

Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihi ma ‘anittum, hariishun ‘alaikum bil mu’miniina raufurrahim, Sang Pemilik matahari dan bulan, langit dan lautan, kehidupan dari zaman ke zaman berfirman “Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari bangsa kalian (manusia), sangat berat memikirkan hal yang menimpa kalian, sangat menjaga kalian dan sangat berkasih sayang kepada orang – orang yang beriman” QS. At-Taubah : 128. Siapa otrang – orang yang beriman? Muslimin – muslimat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Beliaulah yang menjadi pembela utama untuk umatnya di yaumal qiyamah disaat semua orang lari dari dosa, saat semua orang takut pada dosa sampai para Nabi berkata “nafsiy..nafsiy.., pergi – pergi kalian aku tidak bisa untuk menyelamatkan kalian diriku ..diriku”, para Nabi berkata demikian. Ini diriwayatkan didalam Shahih Bukhari. Hanya beliau inilah yang mempertahankan kita agar tidak masuk neraka, beliau saw sujud kepada Allah Swt seraya berkata “ummatiy..ummatiy...,umatku..umatku wahai Allah”. Sujud untuk membela para pendosa agar jangan masuk neraka maka Allah berkata “…, angkat kepalamu beri syafa’at pada orang yang akan engkau beri syafa’at”. Dan beliau saw memberi syafa’at banyak orang, dibagi syafa’at kepada amal shalih, shadaqah bisa memberi syafa’at, hewan kurban bisa memberi syafa’at, masjid memberi syafa’at, semua bisa memberi syafa’at dari amal shalih. Sedemikian hebatnya para shalihin, para syuhada, para awlia memberi syafa’at. Terus saling membagi – bagi syafa’at agar banyak tertolong ummat ini. Ternyata masih ada yang menjerit didalam hati, mereka memanggil – manggil Nama Sang Nabi untuk mendapatkan syafa’at. Para pendosa, para penjahat, para orang yang wafat dalam kedhaliman, mereka masih menjerit dan Sang Nabi saw tidak tega mendengar jeritan mereka seraya kembali sujud kepada Allah meminta lagi syafa’at (dalam riwayat dikatakan 4X beliau meminta syafa’at) “ambil..ambil..orang yang akan kau beri syafa’at”, kata Allah. Demikian indahnya idolaku dan idola kalian Nabiyyuna Muhammad saw.

Mereka bertanya mana kasih sayang Allah? Koq Nabi saw lebih cinta kita daripada Allah Swt. Justru jawabannya Muhammad itu adalah bentuk cintanya Allah Swt kepada kita. Oleh sebab itu mencintai beliau adalah sempurnnya iman. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt dihadapan kita beberapa hari lagi acara besar kita hari senin, tepat 12 Rabiul Awwal di masjid istiqlal dan kita harapkan muslimin bias mencapai lebih dari 1 juta muslimin – muslimat. Kita ingin segera Jakarta ini jadi kotanya Sayyidina Muhammad saw, kita ingin segera Jakarta ini paling makmur panggung – panggung shalawat dan dzikir kepada Allah serta shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Sudah cukup Jakarta ini ratusan tahun dipenuhi dengan panggung – panggung dosa dan kesalahan. Sudah waktunya kita melakukan pembenahan dan kedamaian. Semoga Allah membenahi bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin di Barat dan Timur diawali dengan Jakarta. Kenapa? Ibukota muslimin terbesar di dunia adalah Jakarta ini. Negara muslimin terbesar di dunia adalah Indonesia. Paling banyak ummat Nabi Muhammad saw, jadi Indonesia ini negeri yang paling diperhatikan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Kenapa? paling banyak ummat Nabi Muhammad saw disini. Orang berkata disini banyak musibah, karena musibah adalah pensucian dosa. Tapi kalau mereka beristighfar Allah akan angkat musibah itu dari mereka dan ibukota Indonesia adalah Jakarta. Oleh sebab itu kalau muncul kemakmuran dipermukaan bumi sebagaimana dijanjikan oleh Sang Nabi saw dari hadits yang shahih bahwa di akhir zaman pembunuhan terjadi, perampokkan, perpecahan, permusuhan lalu banyak yang mengaku Nabi setelah itu akan muncul kemakmuran. Kita bertanya dari mana munculnya kemakmuran? Kemakmuran itu akan berawal dari bumi Jakarta.

Hadirin – hadirat, semoga Allah jadikan Rabiul Awwal tahun ini membuka kemkmuran bagi bumi Jakarta dan mengawali kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kita jadikan 12 Rabiul Awwal ini tanda kesetiaan kita kepada Allah dan Rasul. Ajak teman – teman kita hadir, acara kita di masjid istiqlal dari jam 09.00 WIB s.d selesai. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah dan ada acara – acara lainnya. Sebelumnya malam senin, malam ahad, malam sabtu, acara – acara para caleg kita penuh dan semoga Allah jadikan Rabiul Awwal ini keberkahan yang dengan itu akan muncul pemimpin Insya Allah di bumi Indonesia ini pemimpin yang akan membuka kemakmuran bagi negeri dan bangsa kita mengawalai kemakmuran Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami bermunajt kehadirat-Mu

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram kami hadir di hadapan-Mu dan Kau telah sangat menyayangi kami dari sejak kami belum lahir hingga kami lahir dan kami terus berbuat kemunkaran dan dosa dan Kau terus menawarkan cinta dan pengampunan. Wahai Yang Maha menawarkan cinta lebih dari cinta kami kepada-Mu, yang jika kami mendekat kepada-Mu Kau lebih dekat kepada kami, kami ingin lebih cinta kepada-Mu, jika kami rindu pada-Mu Kau lebih rindu daripada kami tuk berjumpa dengan kami. Ya Rahman Ya Rahim inilah jiwa, hidupkan jiwa kami dengan kerinduan kepada-Mu, hidupkan hari – hari kami dengan kebahagiaan. Terbitkan matahri kemakmuran bagi kami dunia dan akhirat. Ya Rahman Ya Rahim inilah kami para pendosa tidak bisa lari dari dosa setiap terbit dan terbenamnya matahari. Tapi kami juga tidak mau jauh dari-Mu wahai Allah, wahai Yang Maha Dekat, wahai Yang Maha Pemurah, wahai Yang Maha Luhur, wahai Nama Yang Paling Agung, wahai Nama Yang Maha Peling memiliki kita, wahai Nama Yang Maha Berkasih – sayang

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Lambang cinta Allah adalah Nabiyyuna Muhammad saw. Tiadalah Aku utus engkau terkecuali Rahmat dan Kasih Sayang-Ku bagi alam semesta.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah Swt menjadikan hari esok lebih indah dari hari lainnya, Allah limpahkan anugerah di hari esok lebih dari hari ini dan Allah jadikan setiap malam setiap hari Anugerah-Nya semakin besar bagi kita, kasih sayang-Nya semakin besar bagi kita dan semoga semkin hari kita semakin dicintai Allah, dijadikan setiap hari kami bertambah cinta kami kepada-Mu, Rabboy Rabby terus kuatkan kami untuk memahami kalimat-Mu “man ahabba liqaAllah ahabballah liqa’ah” barangsiapa yang rindu jumpa dengan-Ku, Aku rindu jumpa dengannya. Rabbiy Rabbiy kuatkan keyakinan ini dalam jiwa kami Ya Rahman Ya Rahim.

Kita juga gembira dengan para tamu – tamu kita yang hadir malam ini. Disini ada Bpk. Adi Kesuma Pimpinan Umum Majalah Garda. Beliau ini mendukung penuh dakwah Nabi kita melalui media. Karena memang media ini zaman sekarang sangat sulit meliput hal – hal yang baik. Kalau meliput hal – hal yang membawa kerusakan, membawa cela bagi muslimin ditayangkan. Kalau acara – acara besar yang ada majelis dzikir, ketenangan pemuda, kedamaian pemuda mereka tidak mau atau malas menayangkannya. Ini Alhamdulillah Bpk. Adi Kesuma Pasaribu Pimpinan Umum Majalah Garda, Insya Allah beliau yang mengawali daripada media – media massa yang Insya Allah akan terus menayangkan karena umat ini ikut dengan gaya media masa. Apa yang ditayangkan di media itulah kiblatnya umat, kalau media masa melihat muslimin berbuat itu maka orang – orang awam benci pada muslimin. Maka oleh sebab itu musuh – musuh islam tidak mau acara – acara damai seperti ini masuk ke media karena akan diikuti ditempat lain. Nanti orang gitu juga, dzikir pemuda, shalwat pemuda, nanti dimana – mana pemuda. Nanti orang ikut bikin seperti itu, musuh – musuh islam takut hal seperti ini terjadi maka tidak ditayangkan ke media. Bpk. Adi Kesuma Pasaribu semoga dipanjangkan umurnya dan dilimpahi keberkahan dalam perjuangannya dan juga Guru kita yang datang dari Papua, Habib Ahmad Bahr, para habaib, para tokoh masyarakat, dan para sesepuh. Kita berdoa kepada Allah dengan qasidah penutup kita yang diwasiatkan oleh Guru Mulia kita Al Hafidz Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz untuk memohonkan ketenangan dan pertolongan bagi muslimin dan juga munculnya pemimpin – pemimpin yang membela islam, yang membawa kedamaian, yang mencintai shalihin, pemimpin yang melakukan shalat, pemimpin yang membela kedamaian dan pembenahan ummat. Kita berdoa bersama – sama. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

(sumber majelisrasulullah.org)
Yang Paling Dicintai Rasulullah SAW Diantara Kalian
Senin,20 april 2009


قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh yg paling kucintai diantara kalian adalah yg paling baik akhlaknya” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah kita lanjutkan acara kita, nanti syarah haditsnya akan dilanjutkan oleh beliau karena beliau ini hafal Shahih Bukhari dan syarahnya dan lebih dari 30.000 hadits. Demikian hadirin,

Kita mintakan kepada guru kita fadhilatul ustadz ad da’i illaAllah Sayyidil Habib Musa Al Kadhim bin Ja’far Assegaf untuk menyampaikan tausiyah beberapa menit lantas diterjemahkan oleh guru kita fadhilatul ustadz ad da’i ilallah Syekh Ridwan Al Amri lantas dilanjutkan beberapa menit. Demikian, tafadhol masykura..

Segala puji bagi Allah Swt yang telah mengumpulkan kita di tempat ini, shalawat dan salam kita haturkan kepada hadiratul Rasulullah Saw. Al Habib Musa bin Ja’far Assegaf, tamu kita dari kota Tarim, Hadramaut. Beliau membuka pembicaraannya dengan mengucapkan hamdalah dan bershalawat kepada Rasulullah Saw. Kemudian beliau mengatakn baru saja kita sama – sama mendengarkan sabda daripada Rasulullah Saw yang mana hadits itu keluar dari lisannya Nabi Muhammad Saw yang sudah pasti akan membawa keberkahan bagi kita yang mendengarkan hadits daripada Rasulullah Saw.

Kita tadi sama – sama mendengarkan sabda Rasulullah Saw bahwasanya “inna min ahabbikum ilayya ahsanakum akhlaq” sesungguhnya orang yang paling aku cintai dari ummatku adalah yang paling baik akhlaknya, yang paling aku cintai, kata Rasulullah Saw. Walaupun banyak, seperti membaca Alqur’an itu orang – orang yang dicintai Allah Swt. Orang yang banyak berdzikir orang yang dicintai oleh Allah Swt. Akan tetapi hadits ini memperkuat bahwasanya orang yang paling dicintai oleh Rasulullah Saw dari kalian semua adalah yang akhlaknya paling bagus.

Alhamdulillah, berkat taufiq dari Allah Swt, Allah memberikan kita kemudahan untuk bisa kita berbuat amal – amal yang taat sehingga kita menjadi orang – orang yang dicintai oleh Rasulullah Saw maka ketahuilah apabila kita ingin dijadikan orang – orang yang paling dicintai oleh Allah Swt, ini ada jalur yang paling cepat yaitu bagaimana memperbagus akhlak budi pekerti kita sebagaimana Rasulllah Saw.

Kita semua mampu untuk mengajak orang, bagaimana mereka bisa mencontoh akhlak Rasulullah Saw yang baik. Sebagaimana Allah Swt menciptakan yaitu manusia dengan bentuk dan rupa yang paling baik. “Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim” sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. QS. At-Tiin : 4.,, Maka manusia diciptakan oleh Allah Swt melebihi daripada makhluk Allah yang lainnya.maka dari itu kita diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw, apabila seorang mukmin ia berkaca di depan kaca, ia melihat bentuk dan rupa yang diberikan oleh Allah Swt kepada dirinya, akan tetapi bentuk rupa yang dhahir terlihat maka jangan lupa juga kata Rasulullah Saw yaitu akhlak atau budi pekerti yang baik. Sehingga Nabi Muhammad Saw mengajarkan kepada kita satu dia apabila kita berkaca ,“Allahumma kamaahassanta khalqiy fahassin khuluqiy” (doa ketika bercermin) Ya Allah sebagaimana Engkau sempurnakan bentuk dan rupaku, Engkau perindah bentuk dan rupaku, Engkau perbaiki juga bagaimana bathinku yaitu dengan akhlak yang mulia. Ketahuilah! Bentuk dan rupa yang dhahir yang apabila rupa kita kurang baik, niscaya akhirnya kita meninggal dunia, apabila dikubur selesai itu bentuk dan rupa yang tidak baik. Akan tetapi bentuk rupa yang bathin, yang tidak terlihat terkecuali dilihat oleh orang – orang tertentu yang diijinkan oleh Allah Swt yaitu akhlak yang mulia dan itulah akan terus terbawa kepada orang ini sampai nanti hari kiamat berjumpa dengan Allah Swt. Sebagaimana kita merawat diri kita, merawat bentuk rupa kita pun, kita diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw untuk memperbaiki akhlak kita, budi pekerti kita sehingga Allah Swt melihat bukan hanya dhahir kita akan tetapi bathin kita juga.

Jadi tadi, Alhabib Musa mengatakan seseorang apabila ingin berakhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, disamping ia berusaha jangan pula lupa ia memohon dan berdoa kepada Allah Swt. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw pun berdoa di dalam doa – doanya. Beliau saw berdoa kepada Allah Swt agar Allah memberikan petunjuk kepada beliau saw, agar beliau saw diberikan kesabaran oleh Allah Swt. Telah berapa banyak cobaan dan penderitaan yang dialami oleh Rasulullah Saw. Nabi Saw mendapatkan cobaan, yaitu mendapatkan gangguan maka Nabi saw sabar untuk menghadapi gangguan daripada orang – orang kafir quraisy. Akan tetapi segala gangguan yang dialami oleh Rasulullah Saw dan penderitaan yang dirasakan oleh Nabi Muhammad Saw, itu semua dihadapi oleh Nabi Muhammad Saw yaitu orang – orang kuffar bermuamalah dihadapan Rasul saw dengan muamalah yang tidak baik. Tingkah laku mereka yang buruk kepada Nabi saw, akan tetapi dengan akhlaknya Rasulullah Saw, beliau tidak membalas dengan sesuatu yang tidak baik. Akan tetapi Rasulullah Saw membalas segala perbuatan mereka yang jelek dengan perbuatan yang baik. Itulah akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Sehingga Allah Swt memuji kepada Nabi Muhammad Saw di dalam Alqur’anulkarim. Yang dipuji bukan dari kesabarannya, yang dipuji bukan dari ibadahnya, padahal Nabi Muhammad Saw banyak beribadah kepada Allah Swt. Sehingga diriwayatkan dari banyaknya ibadah Nabi Muhammad Saw, dari qiyamullailnya Nabi saw sampai bengkak kedua telapak kaki beliau. Akan tetapi semua perbuatan Nabi Muhammad Saw, ibadah – ibadah, amal – amal Nabi Muhammad Saw yang dipuji oleh Allah Swt didalam Alqur’an “wa innaka la a’la khuluqin adzim” sesungguhnya engkau Ya Rasulullah didalam budi pekerti yang sangat agung. QS. Al Qalam : 4. Sesungguhnya Rasul saw sungguh benar – benar berada didalam budi pekerti yang sangat tinggi dan agung disisi Allah Swt. Kalau kita manusia yang biasa, mungkin kita bisa berakhlak tapi akhlaknya al hasanah. Perbuatan akhlak yang bagus, tidak dikatakan akhlak kita agung. Tidak ada yang berbuat akhlak yang bagus dikatakan akhlaknya agung. Akan tetapi akhlak yang agung ini hanyalah diberikan oleh Allah Swt kepada Baginda Rasulullah Saw. Sehingga akhlaknya Nabi saw yang begitu agung menutupi segala hal yang lainnya.

Tidak dipuji, “wa innaka la a’la ilm adzim” sesungguhnya engkau didalam ilmu yang begitu agung. Sesungguhnya engkau dalam sabar yang agung. Akan tetapi Allah Swt memuji kepada Nabi Muhammad Saw “wa innaka la a’la khuluqin adzim”. Maka keluarlah pujian yang diberikan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw bagaimana akhlaknya Nabi Muhammad Saw sehingga mereka yang tadinya musuh – musuh Nabi saw. Orang – orang kafir masuk ke dalam agama Islam, mereka taat kepada Nabi Muhammad Saw, karena apa? Bukan hanya dari kesabaran Nabi saw tapi melihat bagaimana akhlaknya Rasulullah Saw.

Dikatakan bahwa (saya belum bawa ucapan beliau tadi) ,Rasul saw mengatakan “wakhaaliqunnaasi bikhuluqin hasan” pergauli manusia, engkau bergaul (bermuamalah) sesama manusia (dengan baik) bukan dengan perbuatan yang lain. Akan tetapi dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw maka diperintahkan bergaulah kepada orang lain dengan akhlak yang baik. Maka disini akhlak yang mulia bisa melebihi daripada amalan – amalan yang lain bahkan melebihi derajat orang – orang yang shalih, orang – orang yang banyak shalatnya dengan akhlak yang mulia. Maka banyak hadits, kalau seseorang mungkin banyak puasanya, shalat sunnahnya banyak, akan tetapi dia tidak mempunyai akhlak yang baik maka ini derajatnya rendah di mata Allah Swt dibanding orang yang tidak banyak berpuasa, tidak banyak shalat sunnah, akan tetapi akhlaknya mulia, budi pekertinya agung maka orang ini derajatnya lebih tinggi disisi Allah Swt. Sebagaimana disabdakan oleh Baginda Rasulullah Saw “ada sebagian manusia, yaitu seseorang laki – laki maupun perempuan ia dengan akhlaknya yang baik bisa melebihi derajatnya orang – orang yang berpuasa dan derajatnya orang – orang yang bangun di malam hari”.

Diperhatikan ikhwani bahwasanya Rasulullah Saw yang mulia itu, yang sangat agung bukan hanya diketahui oleh para sahabat Nabi Muhammad Saw. Bukan hanya orang – orang mukminin yang mengetahui akhlak dan budi pekerti beliau saw yang sangat agung itu, akan tetapi mereka para orang – orang kafir, mereka orang – orang munafik, musuh Rasulullah Saw, mereka mengetahui budi pekerti dan akhlak daripada Rasulullah Saw yang mulia dan sangat agung. Bahkan diriwayatkan daripada akhlak beliau yang sangat agung, sampai anak – anak kecil mengetahui bagaimana akhlaknya Rasulullah Saw yang sangat mulia.

Sehingga Rasul Saw mempunyai kebiasaan, kalau beliau pulang dari peperangan, beliau kumpul bersama semuanya, anak – anak kecil yang masih berumur kecil, mereka berbaris dihadapan Nabi Muhammad Saw. Terkadang di barisan depan itu adalah Sayyidina Ja’far bin Abu Tholib, Sayyidina Hasan wa Husein dan beberapa sahabat sampai shaf yang kedua dan ketiga dan Rasul saw duduk di hadapan mereka sambil melihat mereka semua, Rasulullah Saw mengatakan sayembara kepada mereka “hai anak – anak sesungguhnya aku menyembunyikan sesuatu di ketiakku ini atau di pakaianku. Barangsiapa yang cepat mengambil apa yang aku sembunyikan maka dia akan mendapatkan hadiah dariku, silahkan mengambil sesuatu yang aku sembunyikan di pakaianku”. Maka semua anak – anak yang berbaris di depan Rasulullah Saw, satu – persatu dari mereka berlomba – lomba mendatangi menghampiri Rasulullah Saw, ada yang datang dari belakang, ada yang datang dari dadanya Rasulullah saw, ada yang datang dari kepalanya Rasul saw, mereka berebutan mengambil sesustu yang disembunyikan oleh Rasulullah Saw dan beliau diserbu oleh anak – anak kecil, beliau saw tertawa dengan gembira melihat tingkah laku anak – anak yang memperlakukan Rasulullah Saw. Inilah akhlak, inilah budi pekerti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw sehingga beliau saw dicintai oleh ummatnya.

Beliau (Alhabib Musa) menceritakan bagaimana akhlak Rasulullah Saw yang perlu kita contoh. Pada suatu hari Nabi Muhammad Saw sedang duduk dengan para istri – istrinya, Sayyidah Hafsah, Sayyidah Zainab, Sayyidatuna Aisyah dan yang lainnya duduk bersama Rasulullah Saw. Dan mereka para istri Nabi saw kumpul bersama Rasul saw mereka tertawa dan dari mereka ada yang mengangkat suaranya di hadapan Sang Nabi saw. Satu sama lainnya saling bercanda di hadapan Nabi Muhammad Saw dan beliau saw meladeni dan melayani bagaimana istri – istrinya. Tidak lama kemudian, sedang asyik – asyiknya mereka para istri – istri Nabi Muhammad Saw bersama Sang Nabi sedang bercanda, tiba – tiba terdengar suara ketukan pintu. Tatkala didengar suara ketukan pintu, “Assalamu’alaikum” dilihat Sayyidina Umar bin Khattab maka semua para istri Nabi saw yang tadi sedang asyik duduk bersama Nabi Muhammad Saw, sedang bersenda gurau bersama Sang Nabi saw, mereka semua mengenakan hijab (cadar) nya. Yang tadinya membuka kerudungnya, mereka semua kembali memakainya dan menutup cadarnya sampai mereka semua masuk ke dalam kamar, bersembunyi tidak mau lagi duduk dengan Rasulullah Saw karena datang Sayyidina Umar bin Khattab. Maka Sayyidina Umar bin Khattab setelah masuk, Rasulullah Saw tertawa melihat Sayyidina Umar bin Khattab. Maka Sayyidina Umar melihat Rasulullah Saw yang tertawa gembira sampai geli hatinya Rasulullah Saw, semoga Allah mendengarkan engkau ya Rasulullah. Demi Allah Swt membuat engkau gembira ya Rasulullah saw, sebagaimana engkau dibuat gembira oleh Allah Swt. “apa yang membuat engkau tertawa ya Rasulullah?” maka Rasulullah Saw mengatakan “tadi sebelum engkau datang, semua istri – istriku sedang berkumpul, sedang bercanda gurau denganku, kemudian tatkala engkau datang, mereka masuk ke dalam menutup cadarnya dan bersembunyi”. Maka Sayyidina Umar bin Khattab berteriak dari depan “hai para istri – istri Nabi saw, kalian lebih takut kepadaku daripada Rasulullah Saw? Rasulullah lebih berhak, lebih pantas untuk ditakuti daripada aku?” Maka menyahut salah satu istri daripada Nabi Muhammad Saw “ya Umar benar, kami lebih takut padamu, kami tidak takut daripada Rasulullah Saw karena kami mengenal engkau adalah orang yang keras maka kami takut. Nanti kalau kami tertawa, engkau akan memarahi kami. Akan tetapi kalau kami tertawa, kami bercanda dihadapan suami kami yaitu Rasulullah Saw, beliau saw tidak pernah memarahi kami”. Maka Sayyidina Umar bin Khattab melihat keadaan ini, beliau terdiam. Dan Rasul saw tertawa (Shahih Bukhari).

Diriwayatkan bahwasanya daripada akhlaknya Rasulullah Saw pernah satu kali Rasulullah Saw didatangi daripada anak dari seorang munafikin yaitu Abdullah bin Ubay. Ia terkenal di Madinah, ia meninggal dunia. Tatkala ia mati, anak – anaknya daaing mendatangi Rasulullah saw “ya Rasulullah aku minta kain kafan untuk mengkafani ayahku yang sudahmeninggal dunia” maka Rasulullah Saw mengatakan “baik” padahal Rasul saw tahu ini orang munafik, maka diberikan kain oleh Rasul saw untuk mengkafani ayahnya yang meninggal itu. Maka Rasul saw daripada akhlaknya Rasulullah saw “coba engkau memberitahu sebelumnya maka aku akan datang dan menyolati ayahmu itu” maka anak itu berkata “ya Rasulullah boleh disholati” maka Rasulullah datang dalam pekuburannya. Sudah seelsai dikafankan dan dikuburkan, Rasulullah saw menyolatkannya. Tatkala Rasul saw menyolatkan diatas kuburnya itu, Sayyidina Umar bin Khattab sedih mengetahui hal ini, Sayyidina Umar mengingatkan kepada Rasulullah saw “ya Rasulullah engkau tahu ia ini munafik, tidak akan diridhoi seorang munafikin, kenapa engkau sholatkan?” berkata Rasulullah Saw “ya Umar belum ada larangan dari Allah Swt untuk aku menyolatkan kepadanya walaupun ia orang munafik”. Maka disholatkan oleh Rasul saw seblum turun ayat “wala tusholli a’la…wala ” jangan sekali – kali kalian menyolatkan salah satu dari orang munafik. Rasulullah saw melarang menyolatkan jenazah daripada orang munafik dan tidak boleh berdiri di kuburannya atau pekuburan mereka. Maka dikatakan oleh ahli tafsir setelah turunnya ayat ini “beruntung kepada munafikin Abdullah bin Ubay bahwasanya ia mendapatkan ampunan dari Allah Swt berkat shalatnya Rasulullah Saw untuknya”. Lihat akhlaknya Rasulullah Saw, beliau saw tahu ini orang munafik tapi beliau saw mendatanginya bukan hanya memberikan kain kafan tapi menyolatkannya.

Maka kita berusaha agar bagaimana akhlak kita menjadi akhlak yang baik. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah saw. Kita selalu memohon dan meminta kepada Allah Swt disamping kita berusaha, kita juga berdoa sebagaimana Baginda Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita bagaimana beliau saw berdoa dan meminta kepada Allah Swt untuk diberikan petunjuk dan menjadi amalan – amalan yang paling baik. Diantaranya yaitu akhlak yang mulia. Maka Rasulullah saw mengajarkan kita, apabila seseorang ingin bercermin ucapkanlah “Allahumma kamaahassanta khalqiy fahassin khuluqiy” maka sebagaimana Engkau memperbaiki bentuk dan rupaku Ya Allah, maka perbaikilah juga akhlakku. Yang dhahir minta diperbaiki oleh Allah dan yang bathin juga minta diperbaiki oleh Allah. Kita adalah manusia tidak sama dengan hewan, kita tidak sama dengan tumbuh – tumbuhan. Tumbuh – tumbuhan kalau mati kembalinya kepada tanah, kalau binatang mati kembalinya menjadi tanah, itu pepohonan kalau mati akan kembali menjadi tanah. Akan tetapi engkau wahai manusia apabila engkau meninggal dunia engkau bukan kembali kepada tanah, walaupun jasadmu dilianglahatkan ke dalam tanah akan tetapi ruhmu akan kembali kepada Allah Swt. Ruhmu naik keatas menghadap Allah Swt, akan menghadap Allah Swt apabila sebagaimana kita yaitu ruh kita, santapan rohani kita. Akhlak mulia yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw itu akan mengangkat derajat kita.

Dikatakan bahwasanya dengan akhlak yang mulia, seseorang bisa mengalahkan daripada amalan – amalan orang yang berpuasa, amalan – amalan orang yang shalat qiyamullail. Mungkin engkau bisa shalat, membutuhkan waktu 4 jam. Mungkin hal seperti ini membutuhkan waktu 4 jam atau berpuasa sekian bulan engkau berpuasa sunnah. Akan tetapi dengan perbuatan akhlak yang mulia, budi pekerti yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw bisa mempercepat naiknya derajatmu disisi Allah Swt. Maka dari itu marilah kita berusaha sebagaimana dhahiran kita diperbaiki oleh Allah Swt dalam bentuk rupa yang baik danjangan lupa juga kita memperbaiki yaitu bentuk bathin kita, akhlak kita yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Saw, bagaimana kita bisa berakhlak yang mulia sebagaimana akhlaknya Rasulullah Saw.

Dikatakan mudah – mudahan Majelis Rasulullah Saw ini dilimpahi keberkahan. Majelis seperti ini dicintai Nabi saw, majelis seperti ini menggembirakan hati Nabi saw yang banyak hadir di majelis ini kaum pemuda – pemudi, anak – anak, anak – anak muda ini yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad Saw. Karena di dalam setiap peperangan banyak didapati daripada kaum pemuda. Pernah satu kali Sayyidina Abdurrahman bin Auf, sahabat Rasulullah Saw tatkala beliau sedang didalam barisan beliau menengok ke sevelah kanan didapati semua banyak anak – anak muda, beliau menengok ke sebelah kiri rata – rata yang ada anak – anak muda. Maka tiba – tiba sedang asyiknya sudah siap menghadapi musuh, tiba – tiba ada dikutan dari samping kanannya Sayyidina Abdurrahman bin Auf, ada yang nyolek Sayyidina Abdurrahman bin Auf maka Sayyidina Abdurrahman bin Auf menoleh ke sebelah kanannya. Ini ada anak kecil belum begitu besar, umurnya belasan tahun, “apa yang kau mau, apa yang kau inginkan wahai anak muda?” anak itu berkata “wahai Abdurrahman tunjukkan padaku mana yang namanya Abu Jahal?” ini anak muda ikut perang mau mencari mana yang namanya Abu Jahal. “untuk apa kau mencari Abu Jahal”, kata Sayyidina Abdurrahman bin Auf. Anak itu menjawab “telah sampai kepadaku kabar bahwasanya Abu Jahal itu yang selalu menyakiti Rasulullah Saw. Waktu di kota Makkah, belum hijrah ke Madinah sampai kabar kepadaku bahwasanya Abu Jahal ini orang yang selalu menyakiti Rasulullah saw, orang yang selalu mengganggu Rasulullah saw, maka tolong kau beritahu padaku ya Abdurrahman mana itu Abu Jahal, aku ingin membunuhnya?”.

Belum selesai anak ini berbicara ada colekan lagi dari sebelah kiri “ada apa ini?” Sayyidina Abdurrahman menoleh anak muda juga, pertanyaannya sama dengan yang sebelah kanan. Sayyidina Abdurrahman bin Auf berkata “untuk apa kau mencari – cari Abu Jahal”, berkata sang anak “telah sampai kepadaku bahwasanya Abu Jahal ini adalah musuh Allah yang banyak menggoda dan mengganggu Rasulullah Saw di Makkah”. Maka Sayyidina Abdurrahman bin Auf melihat semangat dari si anak muda ini, tidak lama kemudian Sayyidina Abdurrahman bin Auf melihat itu yang namanya Abu Jahal dikelilingi oleh para musuh – musuh yang lain. Panah disebelah kirinya dan disebelah kanannya Abu Jahal, maka tatkala Sayyidina Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada yang di sebelah kanannya “hai anak muda itulah yang namanya Abu Jahal”. Belum sempat memberi saran, memberi petunjuk “hai hati – hati Abu Jahal orang jahat”, belum sempat mengatakan itu langsung anak muda itu tanpa tawar – menawar langsung terjun dihadapinya itu Abu Jahal, ia lemparkan tombaknya ke dada Abu Jahal. Si anak sebelah kiri bertanya “mana itu Abu Jahal?” Sayyidina Abdurrahman berkata “itu”. Langsung si anak terjun menghadapi Abu Jahal, ia senang ingin membunuh Abu Jahal karena kebenciannya kepada Abu Jahal karena Abu Jahal sering menyakiti Rasulullah Saw. Lihat kaum pemuda dimasa Nabi Muhammad Saw, mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi Nabi Muhammad Saw. Mereka para pemuda – pemuda yang sangat dicintai oleh Rasulullah Saw.

Jazakallahu khair jaza Guru kita yang kita muliakan fadhilatul ustadz ad da’i illaAllah Sayyidil Habib Musa bin Ja’far Assegaf mataanAllahu bihi, semoga Allah memanjangkan usia beliau, semoga Allah melimpahkan keberkahan dan kebahagiaan kepada beliau di dunia dan akhirat, dan memberikan usrah di dalam dakwah beliau di seluruh permukaan bumi. Karena beliau ini baru kembali dari Inggris beberapa waktu yang lalu dan mendatangi negeri – negeri Eropa. Sudah semakin luas dakwah Nabi kita Muhammad Saw yang hampir saja mulai padam dan kini mulai saatnya bangkit. Dan malam ini kita berjumpa dengan beliau, semoga Allah memberi keluasan di dalam bimbingan dan dakwah beliau. Amin Allahumma Amin.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Limpahan puji kehadirat Allah Jalla Wa Alla, yang telah mengumpulkan kita dalam kehadirat agung ini, didalam rahasia pengampunan Illahi. Telah kita dengar sabda Nabi kita Muhammad Saw “inna min ahabbikum ilayya ahsanakum akhlaq” sungguh yang paling kucintai diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Jawablah lamaran Sang Nabi saw untuk dicintai oelh beliau saw. Kecintaan beliau dunia dan akhirat. Keberuntungan dunia dan akhirat, kebahagiaan dunia dan akhirat, kemewahan yang abadi mendekat dengan beliau saw di yaumal qiyamah. Hadirin ketika nafas telah mencapai tenggorokkan kita dan saat nafas itu berakhir, semoga nafas itu berakhir dalam cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw. Bagaimana riwayat Shahih Bukhari Rasul saw memuji kaum anshar “man ahabbahum ahabbullah waman abghadhahum abghadhahullah.” barangsiapa yang mencintai kaum anshar maka mereka dicintai Allah, barangsiapa yang membenci kaum anshar maka mereka dibenci Allah. Ini kaum anshar, lebih – lebih lagi Sayyidina Muhammad Saw. Barangsiapa yang mencintai beliau akan dicintai Allah. Rabbiy halalkan sanubari kami untuk selalu mencintai Nabi kami Muhammad Saw dan bukakan bagi kami gerbang keluasan cinta-Mu kepada kami karena kami mencintai Nabi Muhammad Saw. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram

Kita bermunajat kepada Allah memohon pengampunan atas dosa – dosa kita dan dosa saudari – saudari kita muslimin – muslimat yang terjebak dalam dosa dan kesalahan sebab perbuatan mereka mulai dari muncul lagi musibah di permukaan bumi Indonesia ini maka Rabbiy kami meminta pengampunan untuk kami dan muslimin – muslimat yang penuh dosa, mereka yang terjebak dalam kemaksiatan hujani dengan hidayah. Mereka yang terjebak dalam perzinahan hujani mereka dengan taubat, mereka yang terjebak didalam perjudian dan segala kemunkaran dan segala kerusakan akidah hujani mereka dengan hidayah dan rahmat. Kami bermunajat untuk kami dan ayahbunda kami dan negeri kami dan seluruh wilayah muslimin khususnya negeri muslimin terbesar di muka bumi ini. Rabbiy Rabbiy jangan Kau jadikan pemimpin yang muncul diantara kami pemimpin yang biadab, pemimpin yang tidak membela akidah Islam, pemimpin yang tidak membela kedamaian, kami minta pemimpin yang baik, yang membawa kedamaian, kemakmuran, menegakkan keadilan, menindas kedhaliman, mengamankan mereka – mereka yang lemah. Ya Rahman Ya Rahim mereka yang terjebak didalam kesalahan dari pemimpin – pemimpin kami, beri mereka hidayah, kenalkan mereka kepada sujud.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii'an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Kami berdoa cukupkan musibah Ya Rabb, kami mengakui dosa kami dan dosa muslimin – muslimat, kami risau melihat hujan yang semakin hari semakin deras, dan ingin terus membenahi dosa – dosa kami yang makin deras. Rabbiy maka cukupkanlah hujan – hujan yang membawa musibah, turunkanlah hujan hidayah, turunkanlah hujan taubat, Ya Rahman Ya Rahim wahai Allah tahanlah musibah sebelum turun dari langit, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzathtahuli wal in’am Hadirin – hadirat dan kita lanjutkan dengan doa bersama meminta keselamatanbagi muslimin – muslimat. Dan juga ingin saya sampaikan kepada hadirin bahwa saya banyak diminta untuk menyampaikan tausiyah di acara – acara partai politik dan saya akan datangi undangan mereka karena saya tidak berani menolak ketika orang banyak mengadakan banyak hal yang padanya dosa lalu saya diminta memberi peringatan dan saya tidak mampu menolaknya, saya harus datang dan menyampaikan tausiyah. Maka jangan kaget jika saya muncul di banyak acara partai – partai politik. Sungguh ini untuk dakwah Sayyidina Muhammad Saw. Kita harus mendakwahi semua kelompok masyarakat dari yang terbawah sampai yang teratas harus disampaikan kemuliaan Allah dan Rasul saw. Biarkan semua bendera – bendera naik di dunia ini dan tidak ada bendera yang abadi kecuali bendera Sayyidina Muhammad Saw. Kita berdoa bersama dengan keberkahan Habib Musa bin Ja’far dan juga para tamu dan para habaib kita dari Malang dan Surabaya dan para da’i besar kita, semoga malam ini menjadi malam yang banyak turunnya rahmatnya Allah kepada kita. Amin Allahumma Amin..

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

(sumber majelisrasulullah.org)

Jumat, 09 Mei 2008

thekhaJhe

Yang paling membikin kita bergidik dan merasa malu adalah tatkala Shobir Lubis mengatakan darah Ahmadiyah halal, bunuh Ahmadiyah dan dengan congkaknya dia mengatakan bertanggung jawab pada setiap pembunuhan warga Ahmadiyah.

Padahal Allah sendiri memiliki sikap la ikra hafiddin dan wa hadainahu najdain, dan Nabi Muhammad menghadapi kafir dan musuh-musuhnya sekalipun tidak pernah mengatakan hal itu melainkan dengan mempertotonkan akhlakul karimah dan gentlemenship, jadi syetan mana yang merasuki jiwa pak Ustadz itu.

Ummat Islam di Indonesia sudah banyak dibuat malu dengan ulah ustadz semacam Shobir Lubis itu, seolah-olah wajah ummat islam seperti yang dipertotonkan oleh minoritas ekstermis. Kita jadi miris dan prihatin dengan sikap membakar-bakar ummat supaya melakukan tindakan teror dan vandal.

Islam yang rahmatan lil alamin hanya dijadikan jargon dan lelucon, tetapi sulit dipertontonkan kepada ummat manusia. Maka janganlah anda kecewa bilamanaIlsam model seperti itu akan semakin ditinggalkan para pemeluknya terutama mereka yang memiliki pemikiran rasional, cerdik pandai dan mereka yang memiliki jiwa kebersamaan sebagai sebuah nasion.

Ahmadiyah sendiri sebentar lagi akan memproklamirkan dirinya keluar dari Islam - walaupun ini sebuah ironi didalam negara sekuler - dan akan menganut Paham Penghayat Kepercayaan. Setelah itu organisasi kemasyarakatan yang mengobarkan permusuhan dan mengoyak-koyak idiology negara akan dibubarkan, demikian juga organisasi trans nasional yang diimpor dari Arab yang bertentangan dengan idiology negara akan mengalami nasib yang sama. Kita lihat saja.

dikutip. . .(www.myquran.com)